Terlalu Licin untuk Inter dan AC Milan, Granit Xhaka Gabung Tim Promosi

Terlalu Licin untuk Inter dan AC Milan, Granit Xhaka Gabung Tim Promosi

Lingkaran Bola Keputusan Granit Xhaka bergabung dengan Sunderland mengejutkan dunia sepak bola, terutama karena ia menolak tawaran dari klub-klub besar Eropa. Gelandang asal Swiss ini memilih tantangan baru di Liga Inggris, menunjukkan bahwa ambisi dan visi klub promosi seperti Sunderland mampu menarik perhatian pemain bintang.

Granit Xhaka, gelandang tangguh asal Swiss, menggemparkan bursa transfer musim panas 2025 dengan keputusannya yang tak terduga. Meskipun menjadi incaran dua raksasa Serie A, Inter Milan dan AC Milan, Xhaka justru memilih Sunderland, klub yang baru promosi ke Liga Inggris. Langkah ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena Xhaka sebelumnya dikaitkan dengan proyek ambisius di Italia. Namun, Sunderland berhasil memikat sang pemain, menunjukkan daya tarik Liga Inggris tetap kuat.

Bacaan Lainnya

Sunderland, yang kembali ke kasta tertinggi setelah promosi musim ini, menawarkan sesuatu yang sulit ditolak Xhaka. Pada 30 Juli 2025, Xhaka resmi menandatangani kontrak permanen setelah negosiasi dengan Bayer Leverkusen rampung. Xhaka, yang berperan besar dalam kesuksesan Leverkusen meraih gelar Bundesliga tanpa kekalahan pada 2023/24, memilih tantangan baru di Inggris. Padahal, Inter dan AC Milan sudah lama mengintai, bahkan sempat mencapai kesepakatan personal. Akan tetapi, Xhaka memilih petualangan bersama The Black Cats.

Drama Transfer dengan Inter dan AC Milan

Transfer Xhaka ke Sunderland tidak lepas dari drama dan persaingan sengit, terutama dengan dua klub besar Serie A yang gagal mengamankan tanda tangannya. Inter dan AC Milan harus menelan kekecewaan setelah negosiasi yang panjang tidak membuahkan hasil.

Persaingan Ketat dari Raksasa Italia

Kepindahan Xhaka tidak berjalan mulus. AC Milan awalnya berada di posisi terdepan untuk merekrutnya. Calciomercato melaporkan bahwa Xhaka telah menyetujui kontrak tiga tahun dengan gaji €4 juta per musim. Namun, negosiasi dengan Leverkusen terhenti karena ketidaksepakatan soal biaya transfer. Leverkusen, yang kehilangan pemain kunci seperti Florian Wirtz dan Jeremie Frimpong, enggan melepas Xhaka dengan mudah.

Sementara itu, Inter Milan melihat Xhaka sebagai pengganti ideal Hakan Calhanoglu, yang dirumorkan akan bergabung dengan Fenerbahce. Meski begitu, tawaran untuk Calhanoglu tidak memenuhi harapan Inter, sehingga rencana merekrut Xhaka gagal. Kedua klub Serie A ini akhirnya kehilangan kesempatan, sementara Sunderland melesat masuk dengan tawaran yang lebih menarik.

Peran Agen dalam Transfer

Agen Xhaka, José Noguera, memainkan peran besar dalam kepindahan ini. Dalam wawancara dengan Sky Sports, Noguera mengungkapkan bahwa Xhaka sangat antusias kembali ke Liga Inggris. “Granit ingin tantangan baru, dan Sunderland menawarkan proyek yang menarik,” katanya. Sunderland, di bawah asuhan pelatih Regis Le Bris, meyakinkan Xhaka dengan visi ambisius mereka untuk bersaing di Premier League.

Mengapa Xhaka Memilih Sunderland?

Keputusan Xhaka menolak Serie A dan memilih Sunderland memicu banyak spekulasi, dengan faktor pribadi dan profesional menjadi penentu utama. Sunderland menawarkan peran penting yang sulit ia tolak.

Faktor Keluarga dan Kenyamanan

Beberapa sumber menyebutkan bahwa faktor keluarga dan kenyamanan bermain di Inggris menjadi alasan utama Xhaka menolak Serie A. Selain itu, kepergian pelatih Xabi Alonso dari Leverkusen ke Real Madrid turut memengaruhi keputusannya. Xhaka ingin lingkungan baru yang menawarkan stabilitas dan peran sentral di lini tengah. Sunderland memberikan jaminan tersebut, menempatkan Xhaka sebagai pemimpin di lapangan.

Ambisi Sunderland di Bursa Transfer

Sunderland menunjukkan keseriusan mereka dengan menggelontorkan lebih dari £110 juta untuk mendatangkan pemain seperti Simon Adingra dan Habib Diarra. Kehadiran Xhaka menambah dimensi pengalaman di skuad yang relatif muda. Dengan rekam jejak 297 penampilan dan 23 gol bersama Arsenal, serta peran kunci di Leverkusen, Xhaka siap menjadi tulang punggung The Black Cats.

Prospek Sunderland di Liga Inggris

Kehadiran Xhaka memberikan harapan baru bagi Sunderland untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga bersaing di Liga Inggris. Pengalamannya akan menjadi kunci di musim yang penuh tantangan.

Peran Xhaka di Lini Tengah

Kehadiran Xhaka menjadi suntikan pengalaman berharga bagi Sunderland. Kemampuan Xhaka mengatur tempo permainan, ketenangan di bawah tekanan, dan jiwa kepemimpinannya akan membantu tim promosi ini bersaing di Liga Inggris. Penggemar Sunderland menyambut antusias, berharap Xhaka mengulang performa gemilangnya seperti saat di Arsenal dan Leverkusen.

Tantangan Inter dan AC Milan

Sementara itu, Inter dan AC Milan harus mencari alternatif untuk lini tengah mereka. Inter mulai melirik Ederson dari Atalanta, sedangkan AC Milan dikaitkan dengan Ardon Jashari. Kehilangan Xhaka menjadi pukulan, terutama bagi Milan yang sedang membangun skuad di bawah Massimiliano Allegri.

Magnet Liga Inggris

Kepindahan Granit Xhaka mencerminkan daya tarik Liga Inggris yang tak pernah pudar, bahkan bagi pemain berpengalaman seperti Xhaka. Sunderland kini memiliki peluang emas untuk menunjukkan potensi mereka.

Sunderland, dengan ambisi mereka, kini punya kesempatan untuk membuktikan bahwa mereka bukan sekadar tim promosi. Dengan Xhaka di lini tengah, The Black Cats siap menggebrak musim 2025/26. Kini, semua mata tertuju pada Granit Xhaka di Stadium of Light. Akankah ia membawa Sunderland bertahan, atau bahkan menciptakan kejutan? Hanya waktu yang akan menjawab.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *