Kelakuan Vinicius Dianggap Tak Cocok dengan Real Madrid

Temukan Alasan Kenapa Kelakuan Vinicius Dianggap Tak Cocok dengan Real Madrid di Lingkaran Bola

Lingkaran Bola Vinicius Junior, bintang Brasil di lini depan Real Madrid, kembali mencuri perhatian setelah insiden kontroversial dalam pertandingan Copa del Rey melawan Real Oviedo pada 25 Agustus 2025. Pemain berusia 25 tahun itu mencetak gol dan memberikan assist, namun gestur provokatifnya ke arah fans tuan rumah memicu kemarahan luas. Alih-alih merayakan bersama rekan setim, Vinicius menunjukkan dua jari yang menyindir Oviedo sebagai tim “Divisi Dua”. Akibatnya, insiden ini memperpanjang daftar keluhan terhadap sikapnya di lapangan, yang sering melibatkan konfrontasi dengan lawan dan wasit.

Selain itu, sejumlah legenda klub dan analis sepak bola menganggap kelakuan Vinicius tak cocok dengan nilai-nilai Real Madrid. Mereka menilai sikap emosional dan provokatifnya tidak mencerminkan identitas klub raksasa Spanyol itu. Meskipun Vinicius telah menyumbang banyak gol dalam keberhasilan La Liga dan Liga Champions musim lalu, kritik terhadapnya semakin keras setelah serangkaian insiden sepanjang 2025. Oleh karena itu, perdebatan muncul: apakah Real Madrid harus mempertahankan pemain berbakat ini atau mencari solusi lain demi harmoni tim?

Bacaan Lainnya

Kontroversi Terbaru di Lapangan

Setelah insiden di Oviedo, banyak pihak langsung bereaksi. Vinicius memulai laga dari bangku cadangan atas keputusan pelatih Xabi Alonso, tetapi setelah masuk, dia mencetak gol ketiga yang memastikan kemenangan Madrid 3-0. Namun, gestur provokatifnya memicu fans Oviedo melempar botol dari tribun, sehingga rekan-rekannya harus menenangkannya. Selain itu, insiden ini mengingatkan pada kejadian serupa sebelumnya, seperti ketika Vinicius menghadapi investigasi UEFA karena gestur tidak senonoh terhadap fans Atletico Madrid pada Maret 2025.

Reaksi dari Legenda Klub

Legenda Real Madrid seperti Pedja Mijatovic secara terbuka mengkritik kelakuan Vinicius tak cocok. Dia menegaskan bahwa sikap Vinicius “tidak cocok dengan jersey Madrid” dan menyarankan klub menjualnya untuk mencegah masalah lebih lanjut. Mijatovic menyoroti bagaimana perilaku Vinicius sering mengganggu fokus tim, terutama saat Madrid menghadapi kesulitan di awal musim 2025-2026. Meski begitu, sebagian pendukung Vinicius membela bahwa kritik ini berlebihan, mengingat dia sering menjadi korban pelecehan rasial di stadion Spanyol.

Oleh karena itu, isu ini memanaskan diskusi di media sosial. Banyak fans Madrid setuju bahwa Vinicius perlu mengubah sikapnya, tetapi yang lain menyalahkan lingkungan klub yang kurang mendukungnya. Selain itu, mantan pemain seperti Sami Khedira pernah menyarankan Vinicius meniru Cristiano Ronaldo, yang dulu juga emosional namun kemudian lebih dewasa. Namun, hingga kini, Vinicius tampaknya kesulitan mengendalikan reaksi impulsifnya.

Dampak pada Negosiasi Kontrak

Kontrak Vinicius dengan Madrid akan berakhir pada 2027, namun negosiasi perpanjangan terhenti sejak awal 2025. Pihak Vinicius menuntut gaji setara Kylian Mbappe, sementara klub khawatir dengan sikapnya yang kerap memicu konflik. Akibatnya, rumor penjualan mencuat, dengan klub seperti Paris Saint-Germain dan Manchester United disebut sebagai peminat. Meski begitu, presiden Florentino Perez masih berupaya mempertahankannya, walaupun sumber internal menyebutkan bahwa kesabaran Perez mulai menipis.

Selain itu, insiden terbaru ini merusak citra Vinicius di mata sponsor dan fans global. Dia pernah menghadapi investigasi FIFA terkait potensi konflik kepentingan pada April 2025, yang menambah tekanan psikologisnya. Oleh karena itu, pelatih Alonso harus bekerja keras untuk mengintegrasikan Vinicius kembali ke tim utama tanpa drama lebih lanjut.

Pandangan dari Pemain dan Pelatih

Rekan setim seperti Mbappe dan Rudiger juga pernah terlibat dalam kontroversi serupa, namun Vinicius sering menjadi sorotan utama. Pada Februari 2025, laporan dari L’Equipe menyebutkan bahwa sikap Vinicius mulai menciptakan ketegangan di ruang ganti, termasuk minimnya kontribusi defensif dan protes berlebihan ke wasit. Namun, Alonso membela Vinicius pasca-pertandingan Oviedo, menyatakan bahwa emosinya menjadi kekuatan jika diarahkan dengan tepat.

Meskipun demikian, analis sepak bola menilai bahwa Vinicius membutuhkan bimbingan profesional untuk mengelola emosi. Selain itu, federasi sepak bola Spanyol perlu mengambil tindakan tegas terhadap insiden seperti ini, baik terhadap pemain maupun fans yang memprovokasi. Akhirnya, pertanyaan besar tetap: apakah Vinicius mampu berubah sebelum terlambat?

Dengan semua ini, Real Madrid menghadapi tantangan besar. Klub harus menyeimbangkan bakat luar biasa Vinicius dengan nilai-nilai disiplin yang menjadi ciri khas mereka. Oleh karena itu, musim ini bisa menjadi penentu bagi karier Vinicius di Bernabeu. Fans berharap dia belajar dari kesalahan, tetapi jika tidak, pintu keluar mungkin terbuka lebar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *