Mengenal Puskas Award: Asal-Usul, Kriteria, Kontroversi, dan Bisakah Rizky Ridho Rebut Penghargaan Gol Paling Indah

Mengenal Puskas Award: Asal-Usul, Kriteria, Kontroversi, dan Bisakah Rizky Ridho Rebut Penghargaan Gol Paling Indah

Lingkaran Bola Puskas Award menempati posisi bergengsi di dunia sepak bola. FIFA memberikan penghargaan ini kepada pencetak gol paling indah sepanjang tahun. Namun, banyak penggemar Indonesia bertanya-tanya: bisakah Rizky Ridho merebut trofi ini? Lingkaran Bola mengupas tuntas Puskas Award dari berbagai sudut, termasuk peluang bek Timnas Indonesia tersebut. Puskas Award selalu ramai dicari setiap akhir tahun, terutama saat FIFA mengumumkan nominasi.

Asal-Usul Puskas Award dan Penghormatan kepada Legenda Hongaria

FIFA memperkenalkan Puskas Award pada 2009. Nama penghargaan ini mengabadikan Ferenc Puskas, legenda Hongaria yang mencetak gol voli ikonik di final Piala Dunia 1954. Selain itu, FIFA ingin merayakan kreativitas dan keindahan dalam sepak bola. Oleh karena itu, gol-gol spektakuler dari seluruh dunia bersaing setiap tahun.

Bacaan Lainnya

Proses Pemilihan dari Masa ke Masa

FIFA membuka voting publik melalui situs resminya. Namun, panel ahli terlebih dahulu memilih 10-11 nominasi terbaik. Di samping itu, voting berlangsung selama beberapa minggu sebelum The Best FIFA Football Awards. Lingkaran Bola mencatat bahwa pemenang seperti Erik Lamela (rabona 2021) sering mencuri perhatian karena keunikan golnya.

Puskas Award terus berkembang. Awalnya hanya untuk gol pria, kini kategori wanita juga ada sejak 2019. Akan tetapi, gol pria masih lebih populer di kalangan penonton global.

Kriteria Penilaian Puskas Award yang Ketat

FIFA menetapkan tiga kriteria utama: keindahan estetika, tingkat kesulitan, dan kepentingan pertandingan. Gol dari kompetisi resmi seperti liga top Eropa atau turnamen internasional lebih diutamakan. Selain itu, gol solo atau tendangan jarak jauh sering mendominasi. Lingkaran Bola menganalisis bahwa gol penalti jarang masuk nominasi karena kurangnya elemen kejutan.

Contoh Gol Pemenang Terbaik

Mohamed Salah memenangkan penghargaan pada 2018 dengan chip indah melawan Everton. Namun, Son Heung-min mencuri perhatian pada 2020 lewat solo run 70 meter. Di sisi lain, gol overhead kick Lionel Messi pada 2010 menjadi benchmark abadi. Oleh sebab itu, Rizky Ridho harus melampaui standar ini jika ingin bersaing.

FIFA juga menilai orisinalitas. Gol yang mirip dengan pemenang sebelumnya sering FIFA abaikan. Akan tetapi, konteks emosional seperti gol comeback bisa menjadi nilai tambah.

Kontroversi yang Sering Menyertai Puskas Award

Beberapa keputusan Puskas Award menuai protes. Misalnya, Neymar kalah dari Lamela meski golnya lebih sulit. Selain itu, voting publik sering dipengaruhi popularitas pemain daripada kualitas gol. Lingkaran Bola melihat bahwa kontroversi ini justru meningkatkan atensi terhadap penghargaan.

Kasus Nominasi yang Dianggap Tidak Adil

Pada 2022, gol amatir dari penyandang disabilitas masuk nominasi dan menang. Namun, banyak penggemar menganggapnya tidak sebanding dengan gol profesional. Di samping itu, gol dari liga kecil seperti Indonesia jarang FIFA perhatikan. Oleh karena itu, Rizky Ridho butuh eksposur media internasional lebih besar.

Kontroversi lain muncul dari manipulasi voting. Fans sering menggalang suara masif untuk idola mereka. Akan tetapi, FIFA mengklaim sistemnya sudah aman.

Peluang Rizky Ridho Merebut Puskas Award 2025

Rizky Ridho mencetak gol overhead kick spektakuler saat Indonesia mengalahkan Arab Saudi di kualifikasi Piala Dunia 2026. Gol ini langsung viral di Asia dan Eropa. Selain itu, momennya krusial karena membawa Timnas lolos ke babak berikutnya. Lingkaran Bola memprediksi bahwa gol ini berpotensi masuk nominasi Puskas Award.

Apa yang Dibutuhkan Ridho untuk Menang

Ridho harus bersaing dengan bintang seperti Kylian Mbappe atau Vinicius Jr. Namun, keunikan gol bek tengah bisa menjadi pembeda. Di sisi lain, dukungan fans Indonesia melalui voting sangat penting. Oleh sebab itu, kampanye media sosial perlu digencarkan sejak dini.

Puskas Award pernah Wendell Lira (Brasil, 2015) menangkan meski dari luar Eropa. Akan tetapi, itu pengecualian. Bagi Rizky Ridho, masuk 3 besar saja sudah prestasi besar bagi sepak bola Indonesia.

Kesimpulan: Puskas Award dan Harapan untuk Rizky Ridho

Puskas Award tetap menjadi simbol keindahan sepak bola. Dari asal-usul hingga kontroversi, penghargaan ini terus berkembang. Lingkaran Bola menyimpulkan bahwa Rizky Ridho memiliki peluang realistis jika golnya mendapat pengakuan global.

Rizky Ridho bisa menginspirasi generasi muda Indonesia. Meski sulit merebut Puskas Award, nominasi saja akan meningkatkan visibilitas Liga Indonesia. Oleh karena itu, mari dukung Ridho melalui voting resmi FIFA nanti.

Puskas Award bukan hanya tentang gol, tapi juga cerita di baliknya. Kisah Rizky Ridho bisa menjadi babak baru bagi sepak bola Tanah Air.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *