Lingkaran Bola – Viktor Gyokeres, penyerang asal Swedia yang mencetak banyak gol bersama Sporting CP, menarik perhatian klub-klub besar Eropa di bursa transfer musim panas 2025. Alih-alih bergabung ke Manchester United, ia justru menolak tawaran mereka. Lebih ironis lagi, Arsenal—yang ia harapkan mendekat—justru bersikap dingin dalam negosiasi.
Gyokeres Prioritaskan Liga Champions
Manchester United menyampaikan ketertarikan resmi kepada Sporting. Mereka ingin memperkuat lini depan setelah penampilan mengecewakan musim lalu. Namun, Viktor Gyokeres langsung menolak pendekatan tersebut. Ia ingin bergabung dengan klub yang berlaga di Liga Champions, demi ambisi dan pengembangan kariernya di level tertinggi.
Keputusan ini menegaskan bahwa Gyokeres bukan hanya memburu sorotan media, tetapi mengejar panggung prestisius Eropa.
Arsenal Menunda Langkah
Arsenal sempat mengajukan dua penawaran konkret: pertama senilai £47 juta plus bonus, lalu meningkat menjadi total £60 juta. Sayangnya, Sporting tetap mematok harga pada klausul pelepasan sebesar £85 juta.
Presiden klub, Frederico Varandas, menegaskan komitmen untuk menjaga integritas tim. Ia menolak tekanan dari agen maupun klub, dan menyatakan bahwa hanya pembayaran penuh klausul yang bisa melepas Gyokeres. Arsenal pun tampaknya enggan memenuhi permintaan tersebut, sehingga negosiasi terhenti.
Performa Luar Biasa Gyokeres
Sejak bergabung dari Coventry City pada 2023, Gyokeres sudah mencetak 97 gol dari 102 laga. Konsistensi dan produktivitasnya menjadikannya salah satu striker paling mematikan di Eropa. Arsenal, yang kesulitan mencetak gol di akhir musim lalu, sebenarnya sangat membutuhkan sosok seperti dia.
Arsenal Pindah ke Target Baru?
Kondisi yang stagnan membuat Arsenal mengarahkan perhatian ke penyerang Aston Villa, Ollie Watkins. Watkins tampil impresif musim lalu dengan torehan 19 gol dan dikenal sebagai fans Arsenal sejak kecil. Klub London Utara itu bisa jadi memilih opsi yang lebih terjangkau dan realistis.
Kesimpulan
Drama transfer Viktor Gyokeres menggambarkan kompleksitas di balik layar sepak bola modern. Ia menolak Manchester United demi Liga Champions, namun Arsenal belum juga membuat gebrakan nyata. Kini, masa depannya menggantung, sementara Arsenal menghadapi dilema: mengambil risiko besar, atau mencari opsi alternatif yang lebih pragmatis.