Lingkaran Bola – Real Madrid memasuki jeda internasional Oktober 2025 dengan kekhawatiran besar akibat cedera Mbappe dan Mastantuono. Kylian Mbappe, bintang Prancis yang baru saja mencetak gol krusial melawan Villarreal, tiba-tiba merasakan sakit di pergelangan kaki kanannya. Sementara itu, Franco Mastantuono, wonderkid Argentina yang baru bergabung dari River Plate, juga mengalami masalah serupa di sesi latihan terakhir. Kedua cedera ringan ini memicu alarm di skuad Los Blancos. Mengapa? Karena panggilan timnas tak terelakkan, dan jadwal padat La Liga serta Liga Champions menanti usai jeda. Tim pelatih Xabi Alonso langsung berkoordinasi dengan dokter klub untuk memantau kondisi mereka. Namun, risiko memburuknya cedera justru mengancam performa tim di paruh musim. Di Lingkaran Bola, kami selalu pantau berita bola terkini agar pembaca tak ketinggalan update seperti ini. Selain itu, situasi ini mengingatkan kita pada musim lalu ketika cedera berantai hampir merusak kampanye Madrid. Oleh karena itu, mari kita bedah lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana Madrid meresponsnya.
Latar Belakang Cedera Mbappe yang Bikin Madrid Was-Was
Cedera Mbappe dan Mastantuono menjadi perhatian utama tim medis Real Madrid. Khususnya untuk Mbappe, dia menunjukkan performa gemilang sepanjang awal musim 2025-2026. Dia mencetak gol di tujuh laga beruntun, termasuk brace krusial saat Madrid mengalahkan Villarreal 3-1 pada pekan ke-8 La Liga. Namun, kebahagiaan itu sirna di menit ke-83. Saat merayakan golnya, Mbappe bertabrakan dengan bek lawan, Rafa Marin. Dia langsung meringis kesakitan dan memegang pergelangan kaki kanannya. Tim medis Madrid segera turun tangan, dan pelatih Xabi Alonso memutuskan menariknya keluar lapangan untuk menghindari risiko lebih lanjut.
Detail Cedera Mbappe dan Proses Pemulihan Awal
Cedera pergelangan kaki Mbappe berawal dari benturan keras yang menyebabkan pembengkakan ringan. Menurut laporan medis awal dari Real Madrid, tidak ada patah tulang atau kerusakan ligamen utama. Namun, pemain berusia 26 tahun itu absen dari latihan pertama timnas Prancis di Clairefontaine. Dia hanya menjalani sesi terapi es dan pijat ringan. Selanjutnya, Mbappe akan mengejar program rehabilitasi khusus yang dirancang oleh fisioterapis Madrid, termasuk latihan penguatan otot dan simulasi bola tanpa kontak fisik.
Karena pengalaman Mbappe di level tinggi, tim medis optimis dia bisa kembali dalam dua minggu. Tapi, faktor jeda internasional menambah ketidakpastian. Misalnya, jika Prancis memaksanya bermain di laga uji coba melawan Italia, tekanan itu bisa memicu inflamasi ulang. Oleh karena itu, Alonso sudah mengirim pesan pribadi ke Didier Deschamps, meminta agar Mbappe dibatasi menit bermain. Selain itu, Madrid mempersiapkan skenario cadangan dengan mempromosikan pemain muda seperti Arda Guler untuk mengisi posisi sayap kiri.
Respons Timnas Prancis terhadap Kondisi Mbappe
Didier Deschamps menunjukkan sikap bijak tapi tegas. Dia mengakui cedera Mbappe tapi yakin pemain itu bisa berkontribusi. “Kami punya tim medis terbaik, dan Mbappe tahu risikonya,” ujarnya dalam konferensi pers. Prancis bahkan menyiapkan protokol khusus: Mbappe hanya ikut pemanasan ringan di sesi pertama, kemudian bergabung secara bertahap. Namun, ini justru bikin Madrid gelisah. Mereka ingat bagaimana cedera serupa pernah membuat Mbappe absen sebulan di PSG dulu.
Kemudian, federasi sepak bola Prancis berjanji berkoordinasi dengan Madrid untuk update harian. Meski begitu, prioritas Deschamps tetap kemenangan timnas. Karena itu, Mbappe sendiri angkat bicara di media sosial: “Saya siap bertarung, tapi dengar kata dokter.” Pernyataan ini sedikit meredakan ketegangan, tapi Madrid tetap waspada.
Situasi Cedera Mastantuono, Harapan Baru Madrid yang Terancam
Cedera Mbappe dan Mastantuono menambah beban bagi Real Madrid, terutama karena Franco Mastantuono tiba pada Agustus 2025 sebagai transfer termahal untuk pemain muda Argentina. Dengan biaya €45 juta dari River Plate, wonderkid berusia 17 tahun ini langsung mencuri perhatian di pramusim. Dia bermain di tiga laga persahabatan dan mencetak satu gol. Tapi, mimpi indah itu terganggu saat sesi latihan akhir pekan lalu. Mastantuono merasakan ketegangan di hamstring kirinya setelah sprint intensif, memaksanya berhenti lebih awal.
Transfer Mastantuono ke Madrid dan Cedera Awal Musim
Mastantuono menandatangani kontrak enam tahun hingga 2031, dengan klausul pelepasan €100 juta. Mantan pelatih River Plate, Marcelo Gallardo, memuji dia sebagai “pemain spesial dengan visi luar biasa.” Di Madrid, dia beradaptasi cepat, tapi cedera hamstring ini akibat beban latihan tinggi. Dokter klub mendiagnosis itu sebagai strain grade 1, yang biasanya pulih dalam 10 hari. Selanjutnya, programnya meliputi istirahat aktif, ultrasonik, dan latihan yoga untuk fleksibilitas.
Karena usianya masih muda, Madrid memprioritaskan pencegahan jangka panjang. Misalnya, mereka batasi jam latihnya menjadi 90 menit per hari. Selain itu, nutrisionis klub menambah suplemen anti-inflamasi di dietnya. Ini semua untuk memastikan Mastantuono tak alami cedera kronis seperti banyak talenta muda sebelumnya.
Panggilan Timnas Argentina dan Kekhawatiran Madrid
Lionel Scaloni tak ragu memanggil Mastantuono ke skuad senior. “Dia siap level internasional,” katanya. Tapi, ini bikin Madrid khawatir. Latihan Argentina dikenal keras, dan cedera hamstring rentan kambuh di iklim Eropa yang dingin. Oleh karena itu, Alonso menghubungi Scaloni secara pribadi, meminta evaluasi medis bersama. Mastantuono sendiri optimis: “Saya akan kembali lebih kuat.”
Kemudian, federasi Argentina setuju melakukan tes tambahan di Buenos Aires. Meski begitu, risiko tetap ada, terutama dengan jadwal dua laga kualifikasi.
Dampak Cedera dan Strategi Jangka Panjang
Cedera Mbappe dan Mastantuono datang di momen krusial, mengganggu persiapan Real Madrid jelang El Clasico. Tanpa Mbappe, lini depan kehilangan 20 gol musim ini. Sementara Mastantuono, meski cadangan, jadi opsi rotasi penting. Karena itu, klub meningkatkan komunikasi dengan timnas masing-masing. Selain itu, mereka merekrut spesialis cedera dari Barcelona untuk konsultasi.
Situasi ini juga mendorong Madrid mengevaluasi protokol cedera. Misalnya, menambah hari libur pra-jeda dan menggunakan teknologi AI untuk prediksi risiko. Di Lingkaran Bola, kami yakin langkah ini membantu Madrid tetap kompetitif. Namun, jika cedera memburuk, kompetisi domestik bisa terancam.
Strategi Pemulihan Cepat untuk Mbappe dan Mastantuono
Madrid menerapkan rencana holistik. Untuk Mbappe, fokus pada hidroterapi dan krioterapi. Mastantuono mendapat terapi manual dan latihan proprioception. Kedua pemain mengikuti sesi virtual dengan psikolog olahraga untuk menjaga mental. Selanjutnya, tim memantau via wearable device untuk data real-time.
Karena pengalaman sukses dengan Bellingham tahun lalu, pendekatan ini terbukti efektif. Oleh karena itu, peluang pulih 90% dalam waktu singkat.
Jadwal Usai Jeda dan Skenario Terburuk
Usai jeda, Madrid menghadapi El Clasico melawan Barcelona pada 26 Oktober. Tanpa Mbappe penuh, Vinicius dan Rodrygo harus bekerja keras. Untuk Mastantuono, debutnya mungkin di Copa del Rey. Tapi, jika cedera parah, Madrid mengincar pinjaman sayap dari Porto.
Kemudian, Alonso merencanakan rotasi lebih dalam. Meski begitu, semangat tim tetap tinggi. Madrid pernah bangkit dari situasi serupa, dan kali ini tak berbeda.
Pada akhirnya, jeda internasional ini menguji ketangguhan Madrid. Dengan manajemen cerdas, Mbappe dan Mastantuono akan kembali bersinar. Ikuti update di Lingkaran Bola untuk berita bola terpercaya. Karena sepak bola tak pernah lepas dari drama seperti ini, tapi itulah yang membuat kita cinta.