Lingkaran Bola – Premier League musim 2025/26 menyajikan kejutan besar ketika Crystal Palace menumbangkan Liverpool 3-0 di babak 16 besar Carabao Cup pada 29 Oktober 2025. Gol dari Eberechi Eze, Jean-Philippe Mateta, dan Ismaila Sarr memastikan The Eagles lolos mulus ke perempat final. Selain itu, kemenangan ini memperpanjang rekor impresif Palace melawan The Reds sepanjang tahun kalender 2025. Dengan empat pertemuan—dua imbang dan dua kemenangan—Palace benar-benar jadi momok bagi Arne Slot. Namun, mengapa tim asuhan Oliver Glasner ini begitu tangguh? Artikel dari Lingkaran Bola ini mengupas Crystal Palace jadi momok Liverpool, sambil soroti bagaimana The Eagles belum terkalahkan sepanjang tahun 2025 melawan lawan utama mereka.
Latar Belakang Crystal Palace Jadi Momok Liverpool di Musim 2025/26
Oliver Glasner membawa angin segar ke Selhurst Park sejak akhir musim lalu. Timnya finis keenam di Premier League 2024/25, kualifikasi Eropa Conference League untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, momentum ini berlanjut ke 2025, di mana Crystal Palace memulai tahun dengan kemenangan 2-1 atas Manchester United pada Januari. Selain itu, Glasner terapkan formasi 3-4-3 yang fleksibel, maksimalkan kecepatan sayap seperti Michael Olise dan Eze. Akibatnya, Crystal Palace catatkan delapan kemenangan dari 12 laga awal musim ini. Menurut analisis Lingkaran Bola, fondasi ini jadi kunci mengapa Crystal Palace jadi momok Liverpool, terutama setelah dua imbang sengit di liga.
Sejarah Bentrokan Seru The Eagles vs The Reds
Pertemuan pertama 2025 terjadi pada 25 Mei di Anfield, berakhir 1-1 berkat gol Mateta menyamakan kedudukan. Kemudian, pada 10 Agustus di Community Shield, kedua tim berbagi poin 2-2. Selanjutnya, 27 September di Selhurst Park, Palace unggul 2-1 lewat brace Eze. Oleh karena itu, kemenangan 3-0 terbaru di Carabao Cup jadi puncak dominasi. Glasner puji pertahanan solid Adam Wharton dan Marc Guehi, yang blokir 15 tembakan Liverpool. Namun, Arne Slot akui kekalahan ini akibat rotasi berlebih, meski tetap beri pelajaran berharga.
Faktor Internal yang Dorong Performa Palace
Pemain kunci seperti Eddie Nketiah, yang gabung dari Arsenal, sumbang enam gol musim ini. Selain itu, rekrutmen Chadi Riad dari Barcelona perkuat lini belakang. Glasner tekankan rotasi untuk hindari kelelahan, terutama dengan jadwal padat Eropa. Akibatnya, cedera minim, dan tim tetap fresh. Lingkaran Bola catat, Palace ciptakan 28 peluang dari situasi bola mati sepanjang 2025—rekor klub.
Strategi Taktik Mengapa The Eagles Belum Terkalahkan Sepanjang Tahun 2025
Glasner rancang taktik pressing tinggi yang bikin lawan kewalahan, terutama Liverpool yang andalkan transisi cepat. Pemain seperti Jefferson Lerma sering potong lini tengah The Reds, ciptakan turnover. Oleh karena itu, Palace kuasai 55% possession di laga terbaru, meski Liverpool unggul tembakan. Selain itu, set-piece jadi senjata mematikan; 40% gol musim ini lahir dari situasi mati. Menurut pakar Lingkaran Bola, adaptasi ini mirip gaya Jurgen Klopp dulu, tapi lebih disiplin. Akibatnya, The Eagles belum terkalahkan sepanjang tahun 2025 melawan tim top enam, dengan tujuh imbang dan tiga menang.
Peran Eze dan Mateta dalam Serangan Tajam
Eberechi Eze, dengan delapan gol dan lima assist, jadi motor serangan. Ia sering drift ke tengah, bikin ruang untuk Mateta yang cetak 10 gol. Misalnya, di laga Carabao Cup, Eze assist dua gol pertama. Selain itu, Olise tambah kreativitas dengan dribel 3,2 per laga. Glasner dorong latihan spesifik untuk kolaborasi ini, hasilkan chemistry kuat. Namun, cedera ringan Eze musim lalu jadi pelajaran; kini, ia fit penuh.
Adaptasi Glasner Terhadap Gaya Slot
Arne Slot ubah Liverpool ke 4-2-3-1 lebih posesif, tapi Palace eksploitasi celah dengan counter cepat. Lerma dan Wharton menang duel 70% di lini tengah. Oleh karena itu, Liverpool frustrasi, seperti terlihat dari kartu kuning Trent Alexander-Arnold. Lingkaran Bola prediksi, taktik ini bantu Palace finis top empat musim ini.
Dampak Psikologis Crystal Palace Jadi Momok Liverpool
Kemenangan beruntun atas Liverpool bangun rasa percaya diri tim. Pemain muda seperti David Ozoh, 19 tahun, debut gemilang di laga cup. Selain itu, fans Palace ciptakan atmosfer Selhurst Park yang mencekam, dengan chant “Holmstrom” untuk striker pinjaman. Glasner adakan sesi motivasi mingguan, bahas mimpi juara Piala FA. Akibatnya, absensi minim, dan tim lebih kohesif. Namun, tekanan media setelah streak 19 laga unbeaten (berakhir Oktober lalu) jadi ujian; Palace bangkit dengan tiga kemenangan berturut.
Dukungan Penggemar dan Media
Ribuan fans hadir di Anfield untuk laga cup, dukung tim hingga akhir. Selain itu, podcast Lingkaran Bola soroti bagaimana Palace jadi inspirasi tim underdog. Eze bilang, “Kami main untuk sejarah.” Oleh karena itu, tiket laga berikut laris manis.
Prospek Musim Depan The Eagles
Dengan poin 22 dari 10 laga liga, Palace posisi kelima. Selanjutnya, lawan Arsenal 2 November. Glasner targetkan semifinal Carabao Cup. Selain itu, Eropa Conference League beri eksposur. Lingkaran Bola yakin, jika jaga momentum, Palace tantang dominasi Big Six.
Tantangan ke Depan bagi The Eagles yang Belum Terkalahkan
Meski impresif, Palace hadapi jadwal padat: tiga laga seminggu. Cedera Wharton jadi risiko. Selain itu, kompetisi dari tim seperti Brighton. Namun, Glasner optimis dengan kedalaman skuad. Akibatnya, Palace siap perpanjang rekor unbeaten vs top team.
Mengelola Momentum Jangka Panjang
Rotasi kunci untuk jaga stamina. Glasner rencanakan istirahat ekstra pasca-internasional. Oleh karena itu, tim tetap tajam.
Visi Glasner untuk Palace
Glasner lihat Palace sebagai kekuatan Eropa. Rekrutmen musim dingin fokus gelandang bertahan. Selain itu, akademi hasilkan talenta baru. Akibatnya, proyek jangka panjang ini menjanjikan.
Crystal Palace jadi momok Liverpool bukan kebetulan; strategi cerdas Glasner dan semangat tim jadi pondasi. The Eagles belum terkalahkan sepanjang tahun 2025 melawan The Reds, tunjukkan potensi besar. Ikuti update Lingkaran Bola untuk analisis lebih dalam. Dengan konsistensi, Palace siap taklukkan Premier League.





