Lingkaran Bola – Florian Wirtz menunjukkan dua wajah yang sangat berbeda antara penampilannya di Timnas Jerman dan performanya bersama Liverpool. Sisi tajamnya untuk Jerman kontras dengan kesulitan adaptasi di Merseyside. Analisis ini hadir dari Lingkaran Bola untuk memberi gambaran lengkap.
Sorotan Gemilang di Timnas Jerman
Sejak jeda internasional, Florian Wirtz kembali bersinar bersama timnas Jerman. Dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, ia memberikan kontribusi besar, terutama di kemenangan telak 6–0 atas Slovakia dengan dua assist penting.
Lebih jauh, Wirtz mencetak gol spektakuler lewat tendangan bebas saat Jerman menang 3–1 atas Irlandia Utara, menunjukkan kualitas teknis dan kreativitas yang matang.
Performa itu bahkan membawanya meraih gelar Pesepakbola Terbaik Jerman 2025, pilihan sejumlah jurnalis yang menilai dia sebagai motor serangan Jerman yang sangat berpengaruh.
Kesulitan yang Membayangi di Liverpool
Sementara di timnas Wirtz bersinar, realitas berbeda dia rasakan di Liverpool. Sejak berpindah dari Bayer Leverkusen dengan banderol tinggi — sekitar £116 juta — kontribusinya di Premier League masih sangat minim.
Hingga laporan terbaru, dia belum mencetak gol atau assist dalam banyak penampilan liga, dan beberapa analis bahkan menyebut dia “meredup” di skuad The Reds. Banyak pihak mempertanyakan apakah sistem dan tekanan di Liverpool cocok untuk gaya bermain kreatif Wirtz.
Pelatih Timnas Jerman, Julian Nagelsmann, tak segan membela Wirtz. Ia menyoroti bahwa sang gelandang masih menciptakan peluang besar meski rekan-rekannya gagal memanfaatkan. Nagelsmann juga menyatakan bahwa Wirtz butuh waktu untuk beradaptasi dengan Ligue Inggris.
Mengapa Ada Jurang Antara Jerman dan Liverpool
Sebelum membahas lebih dalam, penting dipahami bahwa perbedaan performa tersebut tidak sepenuhnya salah Wirtz. Struktur permainan Jerman memberinya kebebasan kreatif di lini tengah, memungkinkan dia menemukan ruang dan memberikan umpan kunci.
Sebaliknya, di Liverpool, perannya tampak sedang disesuaikan oleh pelatih. Beberapa laporan bahkan menyebut Wirtz dirotasi ke posisi yang bukan favoritnya, atau ditempatkan dalam formasi yang tidak maksimal untuk eksplorasi kreativitasnya.
Belum lagi tekanan harga tinggi transfernya dan ekspektasi besar dari fans serta media. Semua faktor itu menambah beban mental yang tidak ringan untuk pemain muda sepertinya.
Analisis dari Lingkaran Bola
Menurut Lingkaran Bola, fenomena “dua wajah Florian Wirtz” bisa jadi fase transisi yang wajar. Talenta Wirtz tidak diragukan: di level internasional, dia sudah menunjukkan kelas dunia. Namun, adaptasi ke Premier League selalu menjadi ujian berat, terutama bagi pemain kreatif yang serius.
Jika Liverpool bisa menempatkannya dalam skema yang cocok — dengan peran yang memberinya ruang untuk berkreasi — maka potensi Wirtz bisa kembali muncul. Tapi dia harus tetap sabar dan terus berkontribusi: menciptakan peluang, menggerakkan serangan, dan berpikir cepat di lapangan.
Pada saat yang sama, Wirtz harus menyerap kritik dengan mental kuat, belajar dari Nagelsmann dan rekan setim, serta menunjukkan bahwa investasi besar Liverpool padanya tidak sia‑sia.
Kesimpulan
“Dua wajah Florian Wirtz” mencerminkan dinamika karier seorang pemain muda berbakat: di satu sisi ia menjadi aktor utama di Timnas Jerman, sementara di sisi lain ia menghadapi tantangan besar di Liverpool.
Meski performa di Merseyside belum sesuai harapan, potensi Wirtz tetap besar dan Layak mendapat ruang untuk tumbuh. Menurut analisis Lingkaran Bola, masa depan kreatif Wirtz sangat bergantung pada bagaimana dia dan pelatih Liverpool bisa menyelaraskan visi permainan.





