Lingkaran Bola – Kylian Mbappe terus mencuri perhatian dunia sepak bola dengan prestasinya yang luar biasa. Pemain berusia 26 tahun ini baru saja bergabung dengan Real Madrid setelah meninggalkan Paris Saint-Germain (PSG) pada musim panas 2024. Di musim 2025-2026, Mbappe langsung tampil gemilang dengan mencetak tiga gol dalam tiga pertandingan awal. Namun, di balik sorotan itu, ia baru-baru ini membuka diri tentang tantangan mental yang ia hadapi, termasuk tabu kesehatan mental di olahraga elite. Mbappe juga melampaui Thierry Henry sebagai pencetak gol terbanyak kedua sepanjang masa untuk tim nasional Prancis, menunjukkan dedikasinya yang tak tergoyahkan.
Selain itu, Mbappe sering berbagi cerita inspiratif dari masa kecilnya di Bondy, Prancis, di mana ia tumbuh di lingkungan sederhana. Kisah hidup Kylian Mbappe, penuh inspirasi dan tekanan besar di balik kesuksesan, mengajarkan kita bagaimana passion bisa mengalahkan segala rintangan. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa semakin banyak uang, semakin banyak pula masalah yang datang, membuatnya kadang muak dengan dunia sepak bola. Oleh karena itu, Mbappe tetap fokus pada kehidupan di luar lapangan, seperti keterlibatannya dalam kegiatan amal untuk anak-anak sakit.
Perjalanan Karir Mbappe dari Monaco hingga Real Madrid
Mbappe memulai karir profesionalnya di AS Monaco pada 2015, di mana ia langsung menjadi sensasi dengan kecepatan dan skill dribbling yang memukau. Kemudian, ia pindah ke PSG pada 2017 dengan transfer senilai 180 juta euro, yang menjadikannya pemain termahal kedua saat itu. Di sana, ia memenangkan tujuh gelar Ligue 1 dan menjadi top scorer berkali-kali. Selanjutnya, pada 2024, Mbappe akhirnya bergabung dengan Real Madrid, klub impiannya sejak kecil. Di musim baru ini, ia sudah berkontribusi besar, meskipun timnya sempat kesulitan di awal La Liga.
Tantangan di PSG dan Transisi ke Madrid
Mbappe pernah mengungkapkan perasaannya tentang PSG, di mana ia merasa ada ketegangan internal. Meskipun begitu, ia tetap profesional dan fokus pada target baru di Madrid, seperti mengejar gelar Champions League pertama. Selain itu, Mbappe mendukung Zinédine Zidane sebagai calon pelatih Prancis, dengan mengatakan hanya Zidane yang bisa menolak tawaran itu. Namun, ia juga bicara jujur tentang kehidupan pribadi, termasuk betapa rumitnya menjadi pacar seorang superstar seperti dirinya.
Prestasi Internasional yang Menginspirasi
Di level internasional, Mbappe memimpin Prancis meraih Piala Dunia 2018 sebagai pemain termuda yang mencetak gol di final sejak Pelé. Kemudian, ia terus menambah rekor, termasuk melampaui Henry dengan gol ke-58 untuk Les Bleus pada September 2025. Oleh karena itu, banyak penggemar melihatnya sebagai penerus Zidane. Selain itu, Mbappe aktif dalam isu sosial, seperti kesehatan mental, yang ia anggap masih tabu di olahraga top.
Tekanan Besar dan Inspirasi dari Keluarga
Ayah Mbappe, Wilfried, baru-baru ini memberikan penghormatan menyentuh dalam majalah L’Équipe, memuji komitmen putranya terhadap anak-anak sakit. Selain itu, ibunya, Fayza Lamari, mengungkap bahwa Mbappe baru belajar menggunakan kartu kredit saat berusia 22 tahun, menunjukkan latar belakang sederhananya. Meskipun demikian, tekanan dari ekspektasi tinggi membuat Mbappe ragu bisa menang Ballon d’Or 2025. Ia justru mendukung pemain lain seperti Lamine Yamal atau rekan setimnya di Madrid. Oleh karena itu, Mbappe menekankan pentingnya keseimbangan hidup di luar sepak bola.
Mengatasi Tekanan Mental di Lapangan
Mbappe secara terbuka bicara tentang kesehatan mental, yang menurutnya masih tabu di level elite. Selain itu, ia mengakui bahwa uang besar membawa masalah baru, membuatnya kadang lelah dengan industri ini. Namun, passion-nya tetap membara, dan ia terus menginspirasi jutaan anak muda. Oleh karena itu, Mbappe mendorong diskusi terbuka tentang isu ini di kalangan atlet.
Rahasia Kesuksesan: Disiplin dan Passion
Disiplin Mbappe datang dari keluarga yang mendukung. Selain itu, ia belajar dari idola seperti Cristiano Ronaldo dan Zidane. Meskipun begitu, ia tetap rendah hati, seperti saat mengakui tantangan adaptasi di Madrid. Oleh karena itu, kisahnya menjadi inspirasi bagi generasi baru, membuktikan bahwa kesuksesan butuh ketahanan mental selain bakat.
Masa Depan Mbappe: Ambisi dan Tantangan Baru
Mbappe menatap masa depan dengan optimis, meskipun ada rumor tentang kehidupan pribadinya. Selain itu, ia fokus pada musim 2025-2026, di mana Real Madrid menargetkan treble. Namun, ia juga bicara tentang kehidupan pasca-sepak bola, mungkin di bidang bisnis atau amal. Oleh karena itu, Mbappe terus berevolusi, dari wonderkid menjadi ikon global.
Prediksi Ballon d’Or dan Rivalitas
Mbappe mengakui sulit menang Ballon d’Or 2025 karena performa musim lalu yang kurang konsisten. Selain itu, ia senang jika rekan seperti Vinicius Jr. atau Jude Bellingham menang. Meskipun demikian, rivalitas dengan talenta muda seperti Yamal membuat kompetisi semakin seru. Oleh karena itu, penggemar antusias menanti perkembangan selanjutnya.
Kisah hidup Kylian Mbappe Dengan segala pencapaiannya, Mbappe membuktikan bahwa kesuksesan datang dengan harga. Namun, inspirasi dari kisah hidupnya mendorong banyak orang untuk bertahan. Selain itu, tekanan besar justru membentuk karakternya menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, Mbappe tetap menjadi figur teladan di dunia sepak bola modern.