Lingkaran Bola – Real Madrid menghadapi situasi genting setelah kekalahan telak 4-0 dari Paris Saint-Germain di semifinal FIFA Club World Cup 2025. Pertandingan ini tidak hanya memperlihatkan kelemahan taktikal, tetapi juga mengungkap ketegangan internal yang kini mengguncang skuad Los Blancos. Dengan Xabi Alonso sebagai pelatih baru, sorotan kini tertuju pada bagaimana ia akan menangani krisis ini untuk mengembalikan kejayaan klub.
Konflik Mbappe vs Vinicius makin panas, menjadi pusat perhatian setelah laga tersebut. Kylian Mbappe dan Vinicius Jr, dua bintang besar, tampak tidak sejalan di lapangan, memperburuk performa tim. Akibatnya, Alonso kini menghadapi tekanan besar: apakah ia harus memilih salah satu dari kedua pemain ini untuk membangun harmoni dan membawa Real Madrid kembali ke puncak?
Akar Konflik Mbappe dan Vinicius
Kedatangan Mbappe ke Real Madrid musim panas lalu menimbulkan ekspektasi besar. Dengan 44 gol di musim debutnya, ia membuktikan ketajamannya. Namun, kehadirannya justru memicu ketegangan dengan Vinicius Jr, yang sebelumnya menjadi tumpuan serangan. Keduanya lebih suka beroperasi di sayap kiri, menyebabkan tumpang tindih gaya bermain. Akibatnya, chemistry mereka di lapangan nyaris tidak ada. Selama laga melawan PSG, keduanya tampak bermain sendiri-sendiri, kehilangan bola hingga 15 kali tanpa gol atau assist.
Lebih jauh lagi, keduanya dikritik karena minim kontribusi dalam bertahan. Mbappe, yang hanya bermain 135 menit di turnamen, gagal menunjukkan intensitas pressing, dan Vinicius mengikuti pola serupa, melemahkan struktur tim. Media Spanyol, seperti Marca, menyebut sikap mereka menunjukkan “kurangnya kerja sama tim” dan “gestur negatif” terhadap rekan setim, memperburuk situasi.
Tekanan pada Xabi Alonso
Xabi Alonso, yang menggantikan Carlo Ancelotti, menghadapi tantangan besar. Kekalahan dari PSG menjadi pukulan telak bagi rencananya membangun tim kompetitif untuk musim 2025/26. Setelah laga, ia secara terbuka mengkritik kurangnya kerja keras pemain tanpa menyebut nama, tetapi banyak yang yakin ia menargetkan Mbappe dan Vinicius. “Di sini semua harus berlari. Tidak ada yang istimewa,” katanya dalam pembicaraan dengan kedua pemain, menegaskan bahwa sikap malas tidak akan ditoleransi.
Alonso mendapat dukungan penuh dari presiden klub, Florentino Perez, untuk membuat keputusan berani, termasuk mencadangkan Mbappe atau Vinicius. Laporan dari Foot Africa menyebutkan bahwa Alonso bahkan siap memarkir keduanya di bangku cadangan jika tidak ada perubahan sikap. Namun, ini bukan solusi mudah. Memilih antara Mbappe, yang menjadi target Perez selama tujuh tahun, dan Vinicius, bintang lokal yang pernah masuk nominasi Ballon d’Or 2024, adalah dilema besar.
Saran dari Legenda
Vicente del Bosque, legenda Real Madrid dan Spanyol, memberikan pandangan bijak. Ia menyarankan Alonso untuk “menerima kekurangan” Mbappe dan Vinicius sebagai bagian dari kehebatan mereka. “Jika kamu memaksa mereka bertahan berlebihan, kamu bisa merusak kemampuan mereka di depan gawang,” katanya. Menurutnya, Alonso harus menemukan keseimbangan antara disiplin tim dan kebebasan individu tanpa mengorbankan kekuatan serang.
Namun, Alonso tampaknya condong pada pendekatan tegas. Ia menekankan pentingnya pressing tinggi, sesuatu yang gagal diterapkan melawan PSG. Tanpa kontribusi defensif dari Mbappe dan Vinicius, tim menjadi rapuh, terutama saat PSG memanfaatkan kesalahan bek seperti Raul Asencio dan Antonio Rudiger. Oleh karena itu, Alonso mungkin terpaksa membuat keputusan sulit: mempertahankan salah satu atau mengorbankan keduanya demi harmoni tim.
Reaksi Penggemar dan Spekulasi Transfer
Di X, penggemar Real Madrid terbagi. Sebagian mendukung Mbappe sebagai bintang utama, sementara yang lain membela Vinicius sebagai simbol klub. “Vinicius harus bekerja lebih keras, tapi Mbappe juga harus beradaptasi,” tulis seorang penggemar. Spekulasi transfer pun muncul. Sport melaporkan bahwa Perez lebih memilih Mbappe, dan Vinicius bisa dilepas dengan harga lebih rendah jika ketegangan berlanjut. Klub seperti Arsenal dan Liverpool dikabarkan mengintai.
Sementara itu, pemain seperti Rodrygo dan Endrick terpinggirkan akibat konflik ini, memicu rumor kepergian mereka. Dengan Alonso berencana merombak skuad, termasuk mendatangkan bek tengah baru, musim panas 2025 akan penuh drama.
Apa Langkah Berikutnya?
Alonso harus bertindak cepat. Ia berencana mengadakan pembicaraan tegas dengan Mbappe dan Vinicius sebelum pramusim di Valdebebas pada Agustus 2025. “Kami mulai dari nol,” katanya, menandakan tekadnya membangun tim yang solid. Jika kedua bintang ini gagal menyesuaikan diri, Alonso mungkin memilih formasi baru, seperti menempatkan Gonzalo Garcia di tengah dan menggeser salah satu ke sayap, atau bahkan mencadangkan mereka.
Konflik Mbappe dan Vinicius ini bukan hanya soal taktik, tetapi juga ego dan dinamika ruang ganti. Dengan tekanan untuk mengakhiri dominasi Barcelona di La Liga, Alonso tidak punya waktu untuk ragu. Akankah ia berhasil menyatukan Mbappe dan Vinicius, atau terpaksa memilih satu? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal pasti: Real Madrid sedang berada di persimpangan kritis.