Lingkaran Bola Manchester United menghadapi musim yang penuh gejolak di bawah kepemimpinan Ruben Amorim. Sejak tiba di Old Trafford pada akhir 2024, pelatih asal Portugal ini berjuang membangun fondasi tim yang solid. Namun, hasil buruk di awal musim 2025-2026 membuat tekanan semakin membesar. Pemain kunci seperti Bruno Fernandes tampil inkonsisten, sementara pertahanan tim kebobolan terlalu sering. Selain itu, fans mulai kehilangan kesabaran, dan sorotan media semakin tajam. Amorim, yang dikenal dengan taktik 3-4-3 inovatifnya dari Sporting CP, kini harus menghadapi badai kritik dari berbagai pihak.
Dalam konferensi pers terbaru pasca-kekalahan 2-1 dari Arsenal pada 3 Oktober 2025, Amorim menyampaikan pembelaan diri Ruben Amorim usai dikritik para legenda MU orang boleh beropini, tapi dia menekankan pentingnya fokus pada proses jangka panjang. “Kritik datang dari orang-orang hebat seperti Wayne Rooney dan Gary Neville, dan itu wajar,” katanya dengan tenang. Namun, Amorim menambahkan bahwa opini tersebut tidak boleh mengganggu komitmen tim. Pernyataan ini langsung menjadi sorotan di media sosial, dengan ribuan fans MU yang mendukung sikap tegasnya. Selain itu, Amorim menyoroti bagaimana narasi media sering kali menyederhanakan masalah kompleks di lapangan.
Latar Belakang Kritik dari Legenda MU
Kritik terhadap Amorim mencapai puncak setelah komentar pedas dari Wayne Rooney, mantan kapten MU, di acara TalkSport. Rooney menyebut formasi 3-4-3 Amorim “tidak cocok untuk skuad saat ini” karena membuat tim rentan di sayap. Gary Neville, melalui kolomnya di Sky Sports, menambahkan bahwa Amorim terlalu lambat beradaptasi dengan gaya Premier League yang cepat. Oleh karena itu, tekanan ini bukan hanya dari luar, tapi juga memengaruhi moral pemain. Namun, Amorim justru melihatnya sebagai peluang untuk membuktikan diri.
Meskipun demikian, latar belakang ini menunjukkan dinamika unik di MU. Klub dengan sejarah kaya ini selalu punya standar tinggi, dan legenda-legenda sering kali berperan sebagai pengawas. Rooney, yang mencetak 253 gol untuk MU, merasa bertanggung jawab untuk bicara blak-blakan. Selain itu, Neville, dengan pengalaman sebagai bek kanan legendaris, menyoroti kelemahan taktis spesifik. Dengan demikian, kritik ini bukan serangan pribadi, melainkan panggilan untuk perubahan.
Respons Amorim terhadap Wayne Rooney
Amorim merespons Rooney dengan hormat tapi tegas. “Wayne adalah ikon, dan opininya berharga,” ujarnya. Namun, dia menjelaskan bahwa sistem 3-4-3 telah sukses di Sporting, di mana timnya juara Liga Portugal dua kali berturut-turut. Oleh karena itu, Amorim percaya adaptasi butuh waktu. Selain itu, dia menekankan bahwa gol kebobolan bukan semata karena formasi, tapi juga kesalahan individu. Rooney sendiri mengakui di Twitter bahwa dia menghargai keberanian Amorim untuk bertahan.
Lebih lanjut, Amorim menambahkan bahwa pemain MU jangan terlalu mendengarkan media. “Itu masalah terbesar saya saat ini,” katanya sambil tertawa. Karena itu, dia fokus pada latihan intensif untuk memperkuat transisi pertahanan. Dengan pendekatan ini, Amorim berharap membalikkan narasi negatif menjadi momentum positif.
Dampak Kritik pada Performa Tim
Kritik ini jelas memengaruhi tim, tapi Amorim berusaha meminimalkannya. Pemain seperti Marcus Rashford tampil lebih agresif di laga terakhir, meski hasilnya belum memuaskan. Namun, survei fans di situs resmi MU menunjukkan 62% masih mendukung Amorim. Oleh karena itu, tekanan eksternal justru memotivasi skuad untuk bersatu.
Masa Depan Amorim di Manchester United
Amorim yakin proyeknya akan berhasil jika diberi kesempatan. “Kami butuh hasil untuk melanjutkan, tapi fondasi sudah terbangun,” tegasnya. Selain itu, dia merencanakan rotasi skuad di laga Liga Champions melawan Bayern Munich pekan depan. Dengan demikian, kemenangan krusial bisa meredakan badai kritik. Pihak klub, melalui pernyataan resmi, menyatakan dukungan penuh terhadap Amorim.
Meskipun tantangan besar menanti, Amorim tetap optimis. Dia sering berbagi cerita dari masa di Sporting, di mana kritik serupa justru membawa trofi. Oleh karena itu, dia mendorong fans untuk sabar. Lebih jauh lagi, Amorim berencana merekrut bek tengah baru di jendela transfer Januari untuk memperkuat sistemnya. Dengan langkah ini, MU berpotensi bangkit di paruh kedua musim.
Secara keseluruhan, pembelaan diri Ruben Amorim menunjukkan karakternya sebagai pemimpin tangguh. Kritik dari legenda MU memang menyakitkan, tapi justru menjadi bahan bakar. Selain itu, dengan fokus pada data analitik dan feedback pemain, Amorim siap membuktikan bahwa visinya tepat. Fans MU kini menanti aksi nyata di lapangan. Apakah Old Trafford akan bernyanyi lagi untuk sang pelatih? Waktu akan menjawab.