Rapor Pemain AC Milan: Ketika Ledakan Daya Juang Parma Membuat Rossoneri Kehilangan Kendali Permainan

Rapor Pemain AC Milan: Ketika Ledakan Daya Juang Parma Membuat Rossoneri Kehilangan Kendali Permainan

Lingkaran Bola Dalam laga Serie A pekan ke-12 musim 2025/2026, AC Milan menorehkan hasil imbang 2-2 melawan Parma pada 8 November 2025 di Stadion Ennio Tardini. Rossoneri sempat unggul lewat gol Alexis Saelemaekers di menit ke-13 dan penalti Rafael Leao di menit ke-25, namun semangat juang tim tuan rumah meledak di babak kedua. Parma membalas melalui Dennis Bernabe di injury time babak pertama dan Matteo Delprato di menit ke-62, membuat Milan gagal merebut tiga poin krusial. Pertandingan ini menunjukkan betapa rapuhnya lini belakang Milan saat menghadapi tekanan intens. Selain itu, performa individu pemain menjadi sorotan utama, di mana beberapa bintang bersinar sementara yang lain justru menjadi biang kerok kekalahan kendali. Di Lingkaran Bola, kami selalu menyajikan analisis mendalam untuk membantu penggemar memahami dinamika pertandingan seperti ini. Analisis rapor pemain AC Milan kali ini akan membahas bagaimana ledakan daya juang Parma mengubah arah permainan, dengan fokus pada kontribusi kunci setiap elemen skuad.

Rapor Pemain AC Milan: Dominasi Awal yang Menguap Cepat

AC Milan memulai pertandingan dengan tempo tinggi, menguasai bola hingga 62% di 30 menit pertama, tapi Parma langsung membalas dengan pressing agresif yang memaksa kesalahan. Meskipun unggul dua gol, Rossoneri gagal mempertahankan momentum karena kurangnya rotasi bola cepat di lini tengah. Namun, beberapa pemain menunjukkan kilauan di fase awal, yang seharusnya menjadi fondasi kemenangan. Selanjutnya, kami akan bedah performa mereka secara rinci.

Bacaan Lainnya

Performa Unggulan Rafael Leao sebagai Pahlawan Sementara

Rafael Leao mencetak gol penalti dengan dingin, menambah koleksi empat gol dan satu assist sejak Oktober 2025, menjadikannya pemain paling produktif di Serie A periode itu. Pemain sayap Portugal ini menciptakan tiga peluang bersih, termasuk umpan silang berbahaya yang nyaris dimanfaatkan Christian Pulisic. Karena kecepatannya, Leao sering kali melewati dua bek Parma, memaksa lawan melakukan pelanggaran. Meski demikian, ia sempat frustrasi dengan kurangnya timing rekan setimnya. Secara keseluruhan, Leao meraih rating 7/10 sebagai Man of the Match, membuktikan nilai jualnya melebihi 100 juta euro.

Kontribusi Luka Modric di Lini Tengah

Luka Modric, veteran berusia 40 tahun, mengatur irama permainan dengan 85% akurasi umpan, termasuk dua key pass yang membuka ruang untuk serangan. Ia memotivasi tim di momen krusial, seperti saat memulai serangan balik setelah kebobolan. Selain itu, Modric memenangkan 70% duel udara, yang jarang ia lakukan di posisinya. Namun, dua umpan gagal di babak kedua sedikit mengurangi kilauannya. Rating 7/10 untuk Modric menegaskan bahwa pengalaman Kroasia itu tetap vital bagi Milan.

Alexis Saelemaekers: Gol Pembuka tapi Kesalahan Fatal

Alexis Saelemaekers membuka skor dengan tendangan keras kaki kiri dari luar kotak penalti, menunjukkan insting finishing yang tajam. Ia juga memenangkan penalti Leao melalui dribel lincah. Kemudian, di menit akhir, ia melewatkan peluang emas saat melenggang melewati kiper tapi gagal menendang ke gawang kosong. Karena momen itu, ratingnya turun ke 6.5/10, meski kontribusinya di awal laga patut diapresiasi.

Rapor Pemain AC Milan: Kesalahan yang Picu Ledakan Parma

Setelah unggul, Milan kehilangan kendali karena transisi bertahan yang lambat, memungkinkan Parma merebut bola di area berbahaya sebanyak empat kali. Parma, yang berada di posisi 17 klasemen, menunjukkan daya juang luar biasa dengan 14 tembakan, termasuk enam on target. Faktor ini membuat Rossoneri terpeleset, terutama di lini belakang. Oleh karena itu, rapor pemain AC Milan di fase ini menyoroti kelemahan yang harus diperbaiki pelatih Massimiliano Allegri segera.

Kevin De Winter dan Matteo Gabbia: Benteng yang Rapuh

Kevin De Winter kesulitan di duel udara, kalah enam dari delapan, yang membuka celah untuk gol Bernabe. Meski maju ke depan dengan baik, timing tackling-nya sering salah, menyebabkan pelanggaran tak perlu. Sementara itu, Matteo Gabbia tampil solid dengan positioning cerdas, memblok tiga tembakan. Namun, ia gagal menutup ruang saat Delprato menyusup. Keduanya meraih 5.5/10 dan 6/10, menandakan perlunya rotasi bek tengah.

Yasin Ayari Estupinan: Biang Kerok Utama

Yasin Ayari Estupinan menjadi momok terbesar malam itu, dengan rating rendah 3.5/10. Ia gagal membersihkan bola di menit ke-45, kalah duel bahu-ke-bahu yang konyol, langsung memicu gol pertama Parma. Selanjutnya, di gol kedua, ia terlalu lambat mengejar Delprato, membiarkan bek itu melepaskan tembakan bebas. Meski ada satu intervensi krusial, kesalahannya memicu segalanya. Karena performa buruk ini, Allegri kemungkinan akan membench-nya di laga berikutnya.

Youssouf Fofana dan Tommaso Ricci: Lini Tengah yang Lunglai

Youssouf Fofana melakukan pressing efektif, memenangkan bola delapan kali, tapi ia lalai mengikuti lari Delprato, yang berujung gol kedua. Tommaso Ricci menempuh jarak terjauh 11,5 km, tapi dampaknya minim dengan hanya 72% akurasi umpan. Keduanya mendapat 5.5/10, menunjukkan bahwa duo ini belum sinkron sepenuhnya. Namun, dengan tambahan energi dari Ruben Loftus-Cheek sebagai sub, lini tengah sedikit membaik di akhir.

Rapor Pemain AC Milan: Pelajaran dari Imbang Dramatis

Hasil imbang ini membuat Milan tertahan di posisi kedua klasemen dengan 28 poin, tertinggal satu poin dari pemuncak. Parma naik ke peringkat 15 berkat poin krusial itu. Di Lingkaran Bola, kami melihat pertandingan ini sebagai pengingat bahwa daya juang bisa mengalahkan kualitas jika tidak waspada. Leao dan Modric bersinar, tapi kesalahan kolektif seperti Estupinan harus dihindari. Ke depan, Allegri perlu memperkuat transisi untuk menghadapi jadwal padat. Analisis rapor pemain AC Milan ini membuktikan betapa dinamisnya Serie A musim ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *