Lingkaran Bola – Ousmane Dembélé baru saja menyabet Ballon d’Or 2025, trofi yang memuliakan perjuangannya di PSG dan Timnas Prancis. Pemain berusia 28 tahun ini tak hanya unggul di lapangan dengan 33 gol musim lalu, tapi juga menarik perhatian lewat pidato emosionalnya di Théâtre du Châtelet. Ia berterima kasih pada ibunya, yang turut naik panggung, sambil menangis haru. Momen itu mengingatkan banyak orang pada akarnya yang dalam, di mana iman dan keluarga membentuk karakternya sejak kecil. Di tengah hiruk-pikuk Paris, Dembélé tampak lebih dari sekadar atlet; ia mewakili cerita inspiratif yang jarang tersorot.
Sisi lain Ousmane Dembele Seorang Muslim yang Pernah Membangun Masjid di Mauritania, kini kembali viral setelah kemenangannya. Oleh karena itu, fans di media sosial seperti Instagram dan X membagikan ulang kisah amalnya dari 2018, di mana ia mendanai pembangunan masjid menggunakan hadiah Piala Dunia. Selain itu, langkah ini mencerminkan komitmennya terhadap agama, yang ia praktikkan sejak lahir dari keluarga campuran Mali-Mauritania. Karena itu, di balik sorotan trofi emas, Dembélé tetap rendah hati, mengajak yang lain menghargai akar budaya dan spiritual.
Latar Belakang Iman Muslim Dembélé
Dembélé tumbuh di Evreux, Prancis, dengan ibu asal Mauritania-Senegal dan ayah dari Mali, lingkungan yang kaya akan nilai Islam. Ia sering berdoa sebelum pertandingan, sebuah ritual yang membantunya melewati cedera lutut parah di Barcelona. Selanjutnya, pernikahannya dengan wanita Maroko pada 2021 melalui upacara tradisional semakin memperkuat ikatannya dengan komunitas Muslim.
Kisah ini tak lepas dari perjalanan karirnya yang penuh liku. Setelah pindah ke PSG pada 2023, Dembélé menemukan kedamaian spiritual yang mendukung performanya. Oleh karena itu, analis seperti Julien Laurens dari ESPN menyebut imannya sebagai “fondasi ketangguhannya”. Karena itu, kemenangan Ballon d’Or terasa seperti puncak dari perpaduan talenta dan ketakwaan.
Kontribusi Amal di Mauritania
Dembélé memutuskan mendanai masjid di Diaguily, kampung halaman ibunya di selatan Mauritania, tepat setelah juara Piala Dunia 2018. Ia alokasikan seluruh bonus timnas senilai ratusan ribu euro untuk proyek itu, membangun tempat ibadah sederhana tapi fungsional bagi warga setempat. Penduduk desa kini sering mendoakannya, menganggap masjid sebagai simbol harapan. Selain itu, Dembélé tak berhenti di situ; ia diam-diam bantu program pendidikan anak yatim di Afrika Barat melalui yayasan pribadi.
Proyek masjid selesai dalam waktu kurang dari setahun, lengkap dengan ruang belajar Al-Quran. Karena itu, media seperti Koora memuji inisiatifnya sebagai “gestur tulus seorang Muslim”. Akhirnya, cerita ini menginspirasi pemain muda seperti Kylian Mbappé, yang ikut donasi untuk amal serupa.
Dampak Spiritual pada Karir dan Kehidupan Pribadi
Iman Dembélé membentuk rutinitas harian, termasuk puasa Ramadhan meski jadwal padat. Di PSG, ia ajak rekan seperti Achraf Hakimi berbagi pengalaman spiritual, mempererat tim. Selanjutnya, setelah Ballon d’Or, ia bagikan foto masjid Mauritania di Instagram, dengan caption “Alhamdulillah, ini semua berkat-Nya”. Fans merespons banjir, tagar #DembeleMuslim trending di X.
Meskipun demikian, Dembélé tetap privasi soal agamanya. Ia tolak wawancara mendalam, lebih pilih fokus lapangan. Oleh karena itu, sisi ini justru membuatnya relatable—seorang bintang yang tak lupa asal-usul. Karena itu, di tengah kontroversi transfer masa lalu, amalnya jadi pengingat nilai sejati sukses.
Inspirasi bagi Generasi Muda Muslim
Anak muda di Prancis dan Afrika melihat Dembélé sebagai role model. Survei cepat di forum Muslim seperti AboutIslam menunjukkan 70% responden terinspirasi oleh donasinya. Ia dorong mereka kejar mimpi sambil pegang iman kuat. Selain itu, rencana kunjungan ke masjid tahun depan sudah direncanakan, janji yang ia buat saat pidato Ballon d’Or.
Akhirnya Sisi lain Ousmane Dembele, kisah Dembélé mengajarkan bahwa prestasi tak lengkap tanpa kontribusi sosial. Dengan Ballon d’Or di tangan, ia lanjutkan warisan amal, membuktikan sepak bola bisa jadi alat kebaikan. Bagi penggemar, sisi ini tambah kedalaman pada idola mereka—bukan cuma dribel mematikan, tapi hati yang dermawan.